Fakta Kecelakaan Beruntun di Batu

Polisi menemukan tiga bus pariwisata lain yang berangkat bersamaan dengan bus yang mengalami kecelakaan di Batu, Jawa Timur, dalam kondisi tidak layak jalan. Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur, Kombes Komarudin, menyatakan bahwa ketiga bus tersebut tidak memiliki izin resmi, bahkan salah satu bus diketahui memiliki ban yang pecah.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, ketiga bus ini ternyata tidak layak jalan. Oleh karena itu, kami meminta pihak travel atau perusahaan otobus (PO) untuk segera mengganti bus dengan kondisi yang layak jalan agar 160 siswa lainnya dapat dipulangkan dengan aman,” ujar Kombes Komarudin.

Pemeriksaan mendalam (ramp check) dilakukan terhadap ketiga bus tersebut. Hasilnya menunjukkan berbagai pelanggaran, seperti dokumen kendaraan yang sudah tidak berlaku, uji kir yang kadaluwarsa, hingga kondisi ban yang retak-retak.

“Kami mengambil langkah tegas agar pihak terkait segera menghadirkan bus pengganti yang aman untuk digunakan,” tambah Kombes Komarudin.

Polisi berharap kejadian ini menjadi perhatian bagi penyelenggara perjalanan agar selalu memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan demi keselamatan penumpang.

Siswa SD di Gorontalo Terpaksa Belajar di Gedung Bekas Masjid

Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Gorontalo yang terdampak banjir bandang pada tahun 2020 kini masih dalam kondisi memprihatinkan. Selama lima tahun terakhir, proses belajar mengajar dilakukan di tempat darurat.

Saat ini, kegiatan belajar berlangsung di gedung yang disewa oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo untuk jangka waktu tiga tahun ke depan. Sebelumnya, siswa dan guru sempat menggunakan bekas rumah dinas guru yang tidak layak sebagai tempat belajar.

“Sekolah kami sempat kehilangan banyak murid karena kondisi tidak nyaman setelah musibah banjir bandang. Kini, hanya 61 siswa yang tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Bahkan, tidak ada kelas yang mencapai 20 siswa,” ungkap salah satu guru.

Namun, ada kabar baik. Anggota DPRD bersama pemerintah daerah telah sepakat untuk membangun kembali sekolah ini pada awal tahun 2025. Rencananya, sekolah ini akan dijadikan salah satu sekolah alam di provinsi tersebut, sebuah konsep yang mengedepankan pembelajaran berbasis lingkungan.

Meski begitu, kondisi belajar saat ini jauh dari kondusif. “Fokus siswa sering terganggu karena kondisi sekitar yang tidak mendukung,” tambah guru tersebut. Meski demikian, para guru terus berupaya meningkatkan kompetensi mereka secara mandiri dengan diskusi dan berbagi metode pembelajaran yang lebih menarik, seperti belajar sambil bermain.

Diharapkan, pembangunan sekolah baru ini bisa segera dimulai dan memberikan lingkungan belajar yang lebih layak bagi para siswa.